Nama : Susita
NIM : 1730403076
Kelas : 17 PUS B
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Perpustakaan
Dosen Penganjar : Rusmiatiningsih, S. Ag, S.IPI., M.
Link Blog : susitapga@gmail.com
NIM : 1730403076
Kelas : 17 PUS B
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Perpustakaan
Dosen Penganjar : Rusmiatiningsih, S. Ag, S.IPI., M.
Link Blog : susitapga@gmail.com
AYAT-AYAT AL
QURA’AN DAN HADITS NABI BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN ( PERPUSTAKAAN )
A. Perpustakaan
dalam pandangan Alquran dan Islam
Sejarah menyatakan bahwa perpustakaan
pada masa lalu dan sekarangpun mempunyai
fungsi dan peran yang besar dalam membangun peradaban dan kejayaan Islam.
Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh cendikiawan muslim
yang kemudian karyanya disimpan didalam perpustakaan selama berabad-abad.
Bahkan fungsi dan peran perpustakaan pada masa kejayaan Islam banyak diadopsi
oleh sebagian besar perpustakaan di negara maju seperti Inggris dan Amerika.
Hal ini menunjukkan bahwa peran perpustakaan pada masa awal Islam sangat
penting dalam pengembangan dan memajukan masyarakat.
Al-Qur’an memandang perpustakaan sebagai
sarana yang sangat penting untuk bisa mengubah suatu bangsa yang semula tidak
memahami apa-apa menjadi bangsa yang berpengetahuan dan memiliki
peradaban yang tinggi. Hal ini terbukti dengan disebutkannya peran-peran
perpustakaan didalam al-Qur’an yang setidaknya terdiri dari beberapa konsep, konsep
membaca, konsep menulis, konsep ilmu pengetahuan, konsep pendidikan, konsep ibadah, konsep komunikasi dan informasi.Dalam kaitannya tersebut, al-Qur’an
memang tidak secara langsung dan jelas membicarakan tentang konsep
kepustakawanan karena ia bukanlah kitab ilmu perpustakaan.
Demikian
pula Muhammad SAW diutus Allah SWT, bukanlah sebagai seorang ‘pustakawan’ yang
mempunyai kompetensi di bidang ilmu perpustakaan atau bekerja di perpustakaan.
Muhammad SAW adalah seorang Nabi yang di dalamnya terdapat suri tauladan bagi
segenap umat manusia. Meskipun demikian, jika dicermati lebih lanjut maka akan
ditemukan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang memberikan isyarat
tentang prinsip-prinsip kepustakawanan. Salah satu ayat al-Qur’an terpenting
yang berkaitan erat dengan prinsip kepustakawanan adalah ayat-ayat dalam surat
al-‘Alaq yang merupakan wahyu pertama.
Wahyu
pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah lima ayat pertama dari
surat al-‘Alaq. Penelitian terhadap alam semesta tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan membaca dan menelaah terhadap teks-teks tertulis, baik dalam bentuk
media cetak seperti buku, jurnal, paper atau makalah, dan laporan penelitian
maupun non cetak kaset, video cassette, CD-ROM, dan film. Suatu kegiatan
penelitian ilmiah harus mendasarkan pada kajian literatur yang telah ada, dan
karenanya kegiatan membaca atau menelaah literatur tertulis merupakan bagian
yang penting.
Dalam
kerangka ilmu perpustakaan, maka perintah membaca seperti ditunjukkan dalam
surat al-‘Alaq tidak hanya dilihat pada aspek kesesuaian dengan fungsi
perpustakaan sebagai sarana pembelajaran yang ditunjukkan pada adanya kegiatan
membaca dan memahami sumber-sumber informasi atau literatur yang menjadi
koleksi perpustakaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, akan tetapi
perintah membaca tersebut dapat berarti anjuran untuk menciptakan atau
mendirikan sarana yang memungkinkan kegiatan membaca itu berlangsung.
Artinya,
dalam perintah membaca terkandung makna bahwa Allah SWT. menghendaki
sarana baca sehingga ajaran membaca tersebut menjadi kenyataan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Salah satu sarana yang
dapat digunakan untuk kegiatan membaca adalah perpustakaan. Dengan
demikian, mendirikan perpustakaan sebagai sarana baca, sarana pembelajaran
merupakan suatu pengembangan dari upaya untuk mewujudkan budaya membaca
sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
Bahkan
dalam salah satu kaidah hukum Islam dijelaskan bahwa perintah terhadap suatu
hal dan perkara, maka berarti pula perintah untuk menciptakan sarana yang
memungkinkan perintah pertama tersebut terlaksana.
B. Surat dan Hadits berkaitan dengan Perpustakaan
1. Surat
Al- Maidah ayat 44
إِنَّا أَنْزَلْنَا
التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ
أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا
اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ فَلَا
تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
a.
Artinya :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan
perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh
orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka
diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.
dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam
surat ini ada arti bahwa Memelihara koleksi perpustakaan sama hal nya dengan orang-orang
terdahulu memelihara Kitab-kitab Allah, sebagaimana dijelaskan Kitab-Kitab
Allah meski dijaga, begitu juga halnya dengan buku yang ada di perpustakaan,
karena keduanya adalah wujud yang tak ternilai. Buku adalah jendelanya dunia,
maka perlulah kita menjaganya.
2. Surat An-Nisa Ayat 113
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ
عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ وَمَا
يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَأَنْزَلَ
اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ
ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
a.
Artinya :
Sekiranya
bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari
mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan
melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun
kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu,
dan telah mengajarkan kepadamu apa yang
belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
b.
Makna ( perpustakaan ) :
Bila kita hubungkan dengan
perpustakaan bisa dimaknai bahwa perpustakaan memberikan kebutuhan
informasi pemakai, karena perpustakaan menyediakan koleksi yang berisi
bahan-bahan rujukan, memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan serta tempat
belajar sumber hidup. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Al Quran bahwa
orang-orang yang berilmu akan mendapatkan perlindungan dari Allah dan karunia
bagi hambanya. Tanpa ilmu maka kita akan tertinggal jauh dari orang-orang lain.
3. Shahih
Muslim No.231
a. Makna
( Perpustakaan )
Permulaan turunnya wahyu, Allah
memerintahkan Rasul agar mampu membaca. Sebagai sumber informasi, maka
perpustakaan berperan penting dalam meningkatkan minat baca dan mewajibkan
membaca. Karena membaca adalah tempat belajar cara untuk mengetahui informasi.
b. Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia
berkata:
Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang
benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Subuh. Hal
itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang ketika beliau sedang
berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: Bacalah. Beliau
menjawab: Aku tidak dapat membaca Rasulullah saw. bersabda: Malaikat itu
menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku
seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dia menarik dan
mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan.
Kemudian ia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku
menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan
mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang
mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak ia ketahui. Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam
keadaan gemetar, hingga beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti
aku, selimuti aku! Keluarganya pun menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang.
Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa
yang telah terjadi denganku? Lalu beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau
berkata: Aku benar-benar khawatir terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau:
Jangan begitu, bergembirahlah. Demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu
selamanya. Demi Allah, sungguh engkau telah menyambung tali persaudaraan,
engkau jujur dalam berkata: engkau telah memikul beban orang lain, engkau
sering membantu keperluan orang tak punya, menjamu tamu dan selalu membela
kebenaran.
Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal
bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia adalah seorang penganut
Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab berbahasa Arab dan
menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan kehendak Allah. Dia
telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman, dengarkanlah cerita
keponakanmu ini (Muhammad).
Waraqah bin Naufal berkata: Hai keponakanku, apa yang engkau
alami? Rasulullah saw. menceritakan semua peristiwa yang beliau alami.
Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini adalah Namus (Jibril as.) yang
dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di saat kenabianmu aku masih
muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat engkau diusir oleh
kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah
menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas sepertimu pasti
dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan membelamu mati-matian.
(Shahih Muslim No.231)
4. Hadits diriwayatkan
oleh Muslim
a. Hadits
Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu,
Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya
Allah akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan
urusan (mukmin) yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan
akhirat. Barang siapa menutup
aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah
akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.
Barang siapa menempuh
perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju
surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada
mereka ketenteraman, rahmat Allah akan menyelimuti mereka, dan Allah memuji
mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya
lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (Hadits
diriwayatkan oleh Muslim).
b. Makna ( Perpustakaan )
Diriwayatkan oleh Muslim bahwa bila kita memudahan urusan
orang lain, maka urusan kita juga akan dipermudah Allah SWT. Begitu juga saat
di perpustakaan kita harus mampu memberikan layanan yang baik, agar pemustaka
mendapatkan kemudahan, misalnya dalam mencari jurnal, artikel dan sebagainya.
Sikap dan etika kita dalam bertatakrama dengan pemustaka itu meski baik, ramah
an sopan.
5. Surat Al-Alaq ayat
1-5
a.
Artinya
:
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahui.”
b. Makna ( perpustakaan ) :
Pada ayat yang pertama Allah memerintahkan kepada Nabi agar membaca dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan.Dengan demikian dalam makna yang lebih luas, ayat pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu. Pada ayat ketiga Allah memerintahkan kembali kepada Nabi untuk membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ulang dan membiasakannya.
Pada ayat keempat Allah menjelaskan bahwa dengan karunia dan dengan perantaraan kalam terjadi proses belajar-mengajar antar manusia, hubungan dan komunikasi antar manusia, sehingga pengetahuan seseorang dapat di transfer kepada orang lain. Pada ayat kelima Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah menjadikan Nabi-Nya pandai membaca. Dari lima ayat Alquran yabg diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad dapat di ambil hikmah yang sangat berharga bahwa membaca adalah perintah pertama kali yang disebut Alquran.
6. Surat Yunus ayat 101
قُلِ ٱنظُرُوا۟ مَاذَا
فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِى ٱلْءَايَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن
قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ
a. Artinya :
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasulnya yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam ayat ini Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad
saw ( beserta umatnya) untuk memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi
secara lebih mendetail. Perintah ini mengandung maksud agar manusia menggunakan
akalnya untuk mempelajari dan menelit apa yang ada di langit dan di bumi.
Kaitan dengan ilmu perpustakaan juga meski segala sesuatunya dipelajari agar
bermanfaat. Karena suatu ilmu itu harus dibagikan, agar kelaknya tetap menjadi
amalan bagi kita. Dalam perpustakaan begitu pentingnya ilmu, missal dalam hal
pengorganisasian seperti pengindeksan atau pengkatalogan.
7. Surat Al-Baqarah
ayat 164
إِنَّ فِى خَلْقِ
ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ
ٱلَّتِى
تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ
بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ
فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ
وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ
لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
a. Artinya :
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian
siang dan malam, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat
bagi manusia, apa yang di turunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan
itu di hidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan dia tebarkan didalamnya
bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda( kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang mengerti”.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam Ayat ini, ada enam hal yang dapat kita jadikan bahan
pemikiran dan perenungan yaitu kejadian langit dan bumi, pergantian siang dan
malam, kapal yang berlayar di lautan, turunnya air hujan, adanya berbagai jenis
binatang, perkisaran angin dan
pergeseran awan. Tentu saja dalam ayat ini memiliki banyak sekali pengetahuan,
apabila kita mencari informasi nya, maka kita akan takjub dengan kekuasaan
Allah SWT. Informasi ini perlu dikelola dengan baik, hal-hal yang berkaitan
dengan alam semesta ini perlu dipelajari.
8. Berikut ini beberapa dalil-dalil Al-Hadits terkait dengan
pendidikan :
1) H.R.Turmudzi
“Dari
Ibn Umar, Rasullah saw bersabda “barang siapa belajar sebuah ilmu untuk selain
Allah atau bertujuan selain Allah, maka bersiaplah tempatnya di neraka”
a.
Makna ( perpustakaan ) :
Bahwa setiap tujuan itu meski didasari dengan niat yang
baik, begitu pula niatan mencari ilmu meski dilandasi atas Allah SWT, karena
bila niatan sudah tidak baik tentu api neraka sebagai balasannya.
2) H.R.Al.Baihaqi
“Rasulullah saw bersabda jadilah kamu orang pandai, pelajar,
pendengar,atau pecinta.Dan janganlah kamu menjadi orang kelima sebab kamu akan
binasa.”
a. Makna ( perpustakaan ) :
Nabi
Muhammad SAW saja berpesan agar kita menjadi orang-orang yang pandai, pelajar,
pendengar yang baik, namun jangan menjadi orang pecinta sebab akan binasa.
Dimasa muda kita harus mampu menjaga diri dari perbuatan yang zina, karena pada
masa muda inilah kita dihadapkan pada rintangan memilih antara kesenangan
sesaat atau mencari ilmu.
3) Dari abu darda r.a
Berkata aku mendengar Rasulullah saw bersabda ‘siapa yang
bepergian untuk menuntut ilmu Allah akan memudahkan jalan ke surga. Sesungguhnya
para malaikat merendahkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan
sebagai bukti keridaan atas apa yang di perbuat oleh orang yang menuntut ilmu,
semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan dan air niscaya
memintakan ampunan kepada orang yang alim. Keutamaan orang alim di banding
dengan orang lain yang beibadah (tanpa ilmu) di ibaratkan bagaikan kelebihan
bulan atas bintang dan ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham akan tetapi merekan mewariskan ilmu.Maka siapa yang
memanfaatkan kesempatan ini berarti dia mengambil bagian yang sempurna”
a.
Makna
( perpustakaan ) :
Dalam hadits ini dikatakan orang
yang berilmu mesti dilandasi dengan iman, karena kedua nya saling berkaitan.
Begitu dalam hal perpustakaan antara pengetahuan dan keramahan itu juga menjadi
2 hal yang tidak dapat dipisahkan.
9. Surat Al-Mujadalah ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ
فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ
دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
a. Artinya :
“...Niscaya Allah SWT. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah SWT. Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
“...Niscaya Allah SWT. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah SWT. Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
b. Makna ( Perpustakaan ) :
Di dalam ajaran Islam, ilmu pengetahuan merupakan salah satu keutamaan di mana seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan akan mempunyai derajat yang tinggi. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan sehingga ia akan memperoleh kedudukan yang terhormat sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Mujadalah tersebut di atas.
10. Surat Al-Qalam ayat 1
نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَايَسْطُرُونَ
نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَايَسْطُرُونَ
a. Artinya: “Nun.
Demi pena dan apa yang mereka tuliskan”.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Ayat
pertama dari surat al-Qalam tersebut menjelaskan bahwa qalam (pena)
merupakan suatu alat tulis. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa surat al-Qalam
ini diturunkan setelah lima ayat dari surat al-‘Alaq sebagai wahyu pertama. Ini
mengandung indikasi bahwa kata qalam dalam surat al-‘Alaq dan surat
al-Qalam mempunyai kaitan yang erat. Afif Abdul Fattah Thabarah (1996)
dalam buku Tafsir Juz ‘Amma menjelaskan tentang kata qalam dalam
ayat 4 surat al-‘Alaq.
Menurutnya,
qalam (pena) sejak dahulu sampai sekarang masih tetap merupakan sarana
pengajaran dan penyebaran ilmu pengetahuan yang paling utama. Hakikat ini masih
belum tampak sekali ketika masa permulaan Islam atau masa pertama diturunkannya
al-Qur’an, akan tetapi pada masa sekarang ketika ilmu-ilmu pengetahuan telah
berkembang dengan pesatnya maka qalam (pena) merupakan sarana yang
sangat penting.
11. HR. Muslim, dalam hadits Arbain
An-Nawawi ke 36
a.
(HR. Muslim, dalam hadits Arbain An-Nawawi ke 36).
Sementara itu dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu
kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan
pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain,
pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang
menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong
saudaranya” (HR. Muslim, dapat dilihat juga dalam hadits Arbain An-Nawawi ke
36).
Makna ( Perpustakaan ) :
Hadits ini seolah menerangkan bahwa salah satu cara
memberikan layanan yang terbaik adalah dengan mempermudah urusan orang lain, maka
tentu Allah SWT yang akan mempermudah
urusan kita. Permudahlah jangan dipersulit. Dalam konteks layanan
perpustakaan tentu saja hal ini dapat dilaksanakan. Peraturan dan kebijakan
yang dibuat perpustakaan seharusnya bertujuan untuk memudahkan dan bukan
untuk menyulitkan. Bila kemudian muncul Peraturan lain yang terkesan kurang
memudahkan, seperti menentukan batasan jumlah buku yang dipinjam,
sebenarnya hal itu bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada peminjam
lain yang juga sama-sama membutuhkan.
Salah satu hal yang menjadi kepastian di dunia ini adalah bahwa
seluruh pekerjaan manusia adalah memberikan layanan kepada manusia lain. Dari
mulai tukang semir sampai presiden, sekalipun tugas mereka adalah sama yaitu
memberikan pelayanan. Apabila suatu pekerjaan ingin dianggap sebagai sebuah
pekerjaan yang terbaik maka syaratnya adalah harus memberikan layanan yang
terbaik, walau serendah apapun pekerjaan itu dalam pandangan masyarakat.
12. Surat Al -Baqarah ayat 267
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ
أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ ۖ
وَلَا تَيَمَّمُوا۟
ٱلْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِـَٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغْمِضُوا۟
فِيهِ ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
a. Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman!, infakanlah sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
kaya, Maha terpuji”.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam ayat tersebut kita dapat memahami bahwa dalam
memberikan sesuatu, baik yang berupa barang maupun jasa maka seharusnya kita
memberikan yang terbaik. Pengadaan buku, fasilitas dan penambahan staf
perpustakaan juga bertujuan untuk memberikan layanan yang maksimal, yang dapat
memudahkan semua dalam memenuhi kebutuhannya. Bila fasilitas dan staf
perpustakaan masih sangat terbatas, maka manajer perpustakaan harus berfikir
kreatif agar layanan yang memuaskan tetap dapat dilaksanakan.
Bila kita mau meniru sedikit prinsip dari teori Law of
Attraction, yang menyatakan bahwa bila kita bersikap baik pada manusia dan
lingkungan di sekitar kita, maka yakinlah bahwa manusia dan lingkungan di
sekitar kita juga akan berbuat baik kepada kita. Singkatnya bila kita ingin
urusan kita dipermudah, maka permudahlah urusan orang lain. Bila kita ingin
berbahagia, maka tebarlah kebahagian kepada orang lain terlebih dahulu.
13.
Surat Al-Jumu’ah ayat 10
فَإِذَا قُضِيَتِ
ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
a. Artinya :
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu
di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung”.
b. Makna ( perpustakaan ) :
Ayat ini mengisyaratkan kepada kita apabila kita telah
melaksanakan ibadah menghadap kepada
Allah SWT, maka mari kita lanjutkan pengabdian kepada-Nya dengan cara mencari
peluang, mendulang kesempatan, berinovasi dan berkreatifitas agar kita dapat
terus mengembangkan diri. Makna bertebaran di muka bumi Allah, tidak hanya
berarti bahwa kita dengan melakukan browsing atau
googling di dunia maya. Internet ibarat miniatur dari alam semesta
yang begitu luas.
Dengan internet kita dapat menemukan informasi tentang
pengembangan karir, bisnis dunia informasi atau yang paling sederhana
memperdalam wawasan kita dalam bidang perpustakaan dan informasi. Sebut saja
situs seperti ELIS, ODLIS atau loc.gov, itu semua adalah contoh “rumah’ di
dunia maya yang mau melayani kita berbagai informasi di bidang perpustakaan dan
perkembangannya.
14. HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628
“Permisalan teman
yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang
pandai besi. Penjual Minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau
engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.”
a. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya sebagai seorang pustakawan
professional, pustakawan harus pandai mencari mitra kerja yang dapat diajak
kerjasama dan menghasilkan produk kinerja yang baik. Seorang teman kerja yang
baik dan professional secara tidak langsung ia akan menjadi guru kita dalam
melaksanakan pekerjaan. Mitra kerja yang beretos kerja tinggi dan berdedikasi
tinggi akan menyebarkan keadaan positif bagi pekerja lainnya. Mitra kerja yang
baik juga akan mengangkat prestasi dari rekan kerja dan bagian yang
dipimpinnya.
Sebagai pelayan masyarakat dalam bidang perpustakaan dan
informasi, sudah sepantasnya kita juga mencari mitra kerja yang seperti itu. Seorang
mitra kerja yang bukan hanya terampil dalam melaksanakan tugasnya, tetapi juga
seorang mitra kerja yang memposisikan dirinya sebagai teman yang baik untuk
kita, sehingga tidak ada kesan junior atau senior dalam pekerjaan. Namun, hal
ini bukan berarti kita harus tebang pilih dalam mencari teman ”. Pada dasarnya
semua pegawai itu adalah kawan, namun kita harus tahu kepada siapa kita
mengambil contoh dan teladan dalam sebuah pekerjaan, itulah maksud utama dari
mencari mitra kerja yang tepat dan baik.
15. HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-kabir no. 4257
“Pilihlah tetangga sebelum menentukan untuk berdomisili di
suatu tempat dan pilihlah teman perjalanan sebelum menentukan arah
perjalanan.”
a. Makna ( Perpustakaan ) :
Lingkungan kerja yang baik juga sangat berpengaruh terhadap
kinerja seorang pustakawan. Dalam mencari pekerjaan tentu saja kita
berharap mendapatkan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan. Namun, bila
situasinya ternyata tidak seperti yang kita bayangkan, maka sudah
seharusnya kita mencoba menciptakan lingkungan kerja yang baik, yang kita
mulai dari diri kita sendiri. Kita harus menjadi pribadi yang mudah memberikan
pengaruh yang baik, cepat mengadaptasi kebaikan, dan mampu bertahan terhadap
lingkungan kerja yang tidak baik.
16. Surat Thahaa ayat 114
فَتَعَٰلَى
ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن
يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا
a. Artinya
:
” Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".
b. Makna ( perpustakaan ) :
Dalam melakukan
sesuatu kita tidak boleh terburu-buru, maka dari itu perlunya persiapan yang
matang agar hasilnya baik. Dan bahkan Muhammad SAW memohon agar ilmu nya
ditambahkan oleh Allah SWT. Tentu kaitannya dengan perpustakaan kita meski
terampil dalam bekerja, karena di perpustakaan itu memerlukan ilmu ketelatennan
dan ketekunan.
17. Surat Shaad ayat 29
كِتَٰبٌ
أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ
أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
a. Artinya :
”ini
adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran.”
b. Makna ( perpustakaan ) :
Maksudnya supaya mereka
memperhatikan makna-makna yang terkandung di dalamnya,) mendapat nasihat
(orang-orang yang mempunyai pikiran) yaitu yang berakal. Begitu juga halnya
dengan membaca buku yang ada di perpustakaan kita perlu memperhatikan bacaannya
arti kita mampu mengambil makna atau isi yang terkadung.
18. Surat At-Taubah ayat 122
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
18. Surat At-Taubah ayat 122
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
a. Artinya
:
Tidak sepatutnya bagi mukminin
itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agamadanuntukmemberiperingatankepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
b. Makna ( perustakaan ) :
Ayat ini
menjelaskan tentang pembagian wilayah kerja manusia, disamping berjuang dalam
peperangan Allahmemerintahkanagarkitamemilikiilmupengetahuan.Karena ilmu pengetahuan itu sangat penting bagi kelangsungan hidup kita. Dalam perustakaan
juga terdapat pembagian dalam system keorganisasian nya baik dari segi peran
dan fungsinya.b. Makna ( perustakaan ) :
19. Surat Al-Kahfi ayat 66
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ
عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
a. Artinya :
:
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
b. Makna ( perpustakaan ) :
Intinya bahwa ilmu pengetahuan manusia itu ada batasnya, di atas kecerdasan kita masih ada lagi orang yang cerdas, sehingga kita tidak boleh sombong dengan ilm yanh kita miliki. Belajar itu sampai akhir hayat, begitu pentingnya ilmu bagi seorang yang beriman.
Intinya bahwa ilmu pengetahuan manusia itu ada batasnya, di atas kecerdasan kita masih ada lagi orang yang cerdas, sehingga kita tidak boleh sombong dengan ilm yanh kita miliki. Belajar itu sampai akhir hayat, begitu pentingnya ilmu bagi seorang yang beriman.
20. Surat Al-A’raf ayat 154
وَلَمَّا
سَكَتَ عَن مُّوسَى ٱلْغَضَبُ أَخَذَ ٱلْأَلْوَاحَ ۖ وَفِى نُسْخَتِهَا هُدًى
وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ
a. Artinya:
Dan sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali)
lauh-aluh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk
orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
b.
Makna
( perpustakaan ) :
Kita sebagai manusia harus bisa bersabar, bila
dalam amarah maka duduklah saat keadaan berdiri. Dan bila berdiri pada
berpindahlah posisi, agar amarahnya reda. Berhungan dengan perpustakaan bahwa
bila kita banyak membaca tentu akan mendapatkan banyak informasi dan
pengetahuan dari tulisan. Karena dengan membaca tentu kita akan mendapatkan
petunjuk. Dalam menghadapi pemustaka kita harus mampu bersikap dengan baik,
karena kita mengahdai banyak orang.
21. Surat Al-Qamar ayat 53
وَكُلُّ
صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُّسْتَطَرٌ
a.
Artinya: Dan segala
(urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.
b.
Makna
( perpustakaan ) :
Jelas Allah memberitahukan bahwa segala sesuatu
urusan itu ada aturannya, dan setiap yang memiliki aturan baik itu besar maupun
kecil pasti tertulis. Jelas sekali berarti ilmu perpustakaan itu sangat
berkaitan dengan ayat-ayat alquran, dimana banyaknya pembahasan tentang
tulisan, membaca, ataupun pengetahuan. Jika
dilihat secara tafsir maka yang dimaksud adalah segala dosa dan amal perbuatan
besar maupun kecil tertulis di lauh mahfuz.Namun jika dipandang dari
sisi lain maka dalam ayat ini
terdapat pesan tersirat agar kita menulis.
22. HR. Bukhari, HR. Tirmidzi dan Abu Dawud
“Dari Abdullah bin Abbas menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengutus seorang laki-laki untuk (membawa) surat beliau, dan ia di suruh untuk menyerahkan kepada pembesar Bahrain, maka pembesar Bahrain itu menyerahkannya kepada Kisra (gelar raja Persia). Ketika Kisra membacanya, maka surat itu dirobeknya. Saya mengira bahwa Ibnul Musayyab berkata, maka Rasulullah SAW mendoakan mereka agar mereka dirobek-robek.” (HR. Bukhari)
“Dari Abdullah bin Abbas menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengutus seorang laki-laki untuk (membawa) surat beliau, dan ia di suruh untuk menyerahkan kepada pembesar Bahrain, maka pembesar Bahrain itu menyerahkannya kepada Kisra (gelar raja Persia). Ketika Kisra membacanya, maka surat itu dirobeknya. Saya mengira bahwa Ibnul Musayyab berkata, maka Rasulullah SAW mendoakan mereka agar mereka dirobek-robek.” (HR. Bukhari)
“Dari Annas bin Malik: bahwa sesungguhnya
Rasulullah SAW menulis (surat) sebelum wafatnya beliau kepada Kisra (gelar raja
Persia) dan kepada Kaisar, kepada Najasyi (raja negri Habsyah) dan kepada
setiap pembesar kerajaan. Rasulullah SAW mengajak mereka untuk memeluk agama
Islam, dan bukan Najasy yang telah beragama Islam.” (HR. Tirmidzi)
“Dari Abu Huraira r.a
berkata: sesungguhnya Nabi telah berceramah, maka beliau menuturkan sebuah
cerita di dalam hadis. Maka Abu Syahin berkata: tulislah untukku wahai
Rasulullah. Maka Rasulullah berkata: tulislah untuk Abu Syahin. (HR.
Tirmidzi)
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad dan
Abu Bakar bin Abu Syaibah mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya
dari 'Ubaidullah bin Al-Akhnas dari Al-Walid bin Abdullah bin Abu Mughits dari
Yusuf bin Mahik dari Abdullah bin 'Amru ia berkata, "Aku menulis segala
sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar aku
bisa menghafalnya.
Kemudian orang-orang Quraisy melarangku dan mereka berkata,
'Apakah engkau akan menulis segala sesuatu yang engkau dengar, sementara
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang manusia yang berbicara
dalam keadaan marah dan senang?' Aku pun tidak menulis lagi, kemudian hal itu
aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau lalu
berisyarat dengan meletakkan jarinya pada mulut, lalu bersabda: "Tulislah,
demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, tidaklah keluar darinya (mulut) kecuali
kebenaran." (HR. Abu Dawud)
a.
Makna
( perpustakaan ) :
Menulis
adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Menulis merupakan gabungan
tiga komponen yang harus bergerak sinergis, yaitu gerak otot, otak dan hati.
Dalam agama Islam, menulis merupakan suatu kegiatan
yang dianjurkan.
Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan adanya ayat-ayat Al-quran yang menyebutkan
kata ‘tulis’, ‘menulis’ atau ‘tulislah’. Sekurang-kurangnya terdapat 17 ayat
Al-quran yang menyebutkan ketiga kata tersebut. Seandainya tidak ada budaya tulis menulis, niscaya
hilanglah pengetahuan itu dari muka bumi, tidak ada bekas bekas tersisa dari
agama ini. Karena menulis merupakan pengikat segala jenis ilmu dan segala jenis
pengetahuan, menulis sebagai perantara membatasi dan mempertahankan informasi
serta ungkapan-ungkapan dari kaum terdahulu.
Menulis
merupakan alat untuk menyambungkan dan estafetnya ilmu pengetahuan dari umat ke
umat, generasi ke generasi, masa ke masa, sehingga pengetahuan tetap terjaga
dan terlindungi, kemudian atas tulisan itu pengetahuan menjadi berkembang dan
bertambah sesuai yang di kehendaki Allah SWT. Dalam suatu Atsar disebutkan: “ikatlah
ilmu pengetahuan dengan tulisan”.
23. Surat al-Luqman ayat 27
وَلَوْ
أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ
بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
a. Artinya :
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
b.
Makna ( perpustakaan ) :
Yang
mengungkapkan tentang pengetahuan-pengetahuan-Nya dengan menuliskan dengan
memakai pena-pena itu dan berikut tambahan tujuh laut sebagai tintanya, serta
tidak pula dengan tambahan yang lebih banyak dari itu, karena pengetahuan Allah
tiada batasnya. Maka dari itu kita sebagai makhluknya perlu memilki pengetahuan
walau hanya sebiji sara.
KESIMPULAN
kemudian Allah mengajari manusia ilmu
yang paling utama yaitu membaca dan menulis dan menganugerahkannya berbagai
ilmu. Di samping itu dari beberapa
pengetian dalam surat Al-quran, pengertian al-qalam sebagai suatu alat
tulis juga memberikan makna akan pentingnya melestarikan informasi dalam bentuk
tulisan. Informasi dalam bentuk tulisan ini mempunyai keunggulan
tersendiri, baik dalam hal usia informasi yang dapat lebih lama selama media
tersebut tersimpan maupun dalam hal penyebarluasannya. Hal ini berbeda dengan
informasi lisan yang lebih mudah hilang dan sangat terbatas jangkauan
penyebarluasannya.
Dalam
praktek kepustakawanan, tradisi tulisan ini menjadi pilar tumbuhnya perpustakaan.
Informasi dalam bentuk tulisan inilah yang menjadi perhatian perpustakaan di
dalam upaya kegiatan penyediaan informasi. Selanjutnya ajaran membaca seperti
disebutkan dalam surat al-‘Alaq dikaitkan dengan nama Tuhan (bi ismi
robbika), bacalah.
Menurut
Quraish Shihab (1993), perintah ‘membaca’ yang diikuti dengan kalimat “dengan
nama Tuhanmu” seperti dalam ayat pertama surat al-Alaq tersebut mengandung
pengertian bahwa di samping kegiatan membaca memerlukan keikhlasan atau
kesadaran murni dari dalam diri seseorang (ikhlas), juga mengandung pengertian
akan perlunya bahan bacaan yang dapat mengantarkannya kepada kedekatan dengan
Allah SWT. Dengan kata lain perlu memilih bahan bacaan yang tepat.
Dalam
kerangka kepustakawanan, maka kegiatan penyediaan koleksi yang dilakukan oleh
perpustakaan sebagai bahan-bahan bacaan bagi pemakai perlu mempertimbangkan
kesesuaian dengan kebutuhan pemakai. Ketersediaan bahan bacaan yang sesuai
dapat menimbulkan keikhlasan dalam membacanya sehingga ia dapat memahami
kandungan atau isi bahan bacaan sebagai suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi
dirinya.
Di
samping itu di dalam penyediaan koleksi tersebut perlu memperhatikan dampak
dari bahan-bahan bacaan. Bahan bacaan yang baik adalah yang bermanfaat bagi pembacanya
serta dapat mendekatkan pada Tuhan. Dengan demikian dalam konteks
kepustakawanan maka dapat dikatakan bahwa di dalam ajaran Islam melalui surat
al-‘Alaq sangat mendorong bagi para pemeluknya untuk senantiasa membaca baik
melalui teks-teks tertulis maupun tidak tertulis. Membaca akan menjadikan
seseorang menjadi bertambah ilmu pengetahuannya, dan akan menjadikan masyarakat
berkembang peradabannya.
Dalam
kerangka ini maka keberadaan suatu perpustakaan merupakan alat atau sarana di
dalam rangka mewujudkan budaya baca sebagai bagian dari pelaksanaan ajaran
agama. Kegiatan membaca sebagai bagian penting dalam konsep kepustakawanan
muslim tidak saja ditujukan bagi peningkatan pengetahuan semata-mata, akan
tetapi pada gilirannya diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan keagungan
Tuhan sebagai pencipta manusia dan seluruh jagat alam raya dan isinya.
Sofyan
Efendi. 27 Maret 2006.Informasi ayat pendidikan. Diakses pada hari Minggu, 18
Maret 2018. Pukul 15. 40 WIB.
http://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-surat-al-alaq-ayat-1-5.html.
Diakses pada 19 Maret 2018. Pukul 13.20
WIB.
Nandang
Burhanudin, Mushaf al-Burhan. 2009. Bandung: CV. Media Fitrah Rabbani. hal. 45.
http//jalandakwahbersama.wordpress.com
mudahkanlah-urusan-orang-lain/
Nandang
Burhanudin, Mushaf al-Burhan, hal. 553 dan hal. 543
Terdapat
dalam artikel berjudul: “Pengaruh Teman Bergaul” karya Adika Mianoki di
situs
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/pengaruh-teman-bergaul.html
Diakses pada 19 Maret 2018. Pukul 16.35 WIB.
Terdapat
dalam artikel Muhammad Abduh, “Pengaruh Lingkungan Pergaulan”, di situs: http://ustadzaris.com/pengaruh-lingkungan-pergaulan. Diakses pada 18 Maret 2018. Pukul
20.36 WIB.
http://www.fiqihmuslim.com/2017/08/ayat-al-quran-tentang-pendidikan.html.
Diakses pada 18 Maret 2018. Pukul 20 48 WIB.
Komentar
Posting Komentar